Sabtu, 18 Mei 2013

MJIB - 10. Akulturasi Tradisi-Budaya Islam dan Hindu di Bali



______________________________ 
Oleh : Achmad Suchaimi
 
salah satu bentuk Masjid dengan arsitektur tradisional Bali

Akulturasi tradisi-budaya Hindu dan Islam di Bali terus berproses secara alamiah sejak 500 tahun lalu (abad ke-16 M) dan tidak pernah terjadi “benturan”, sepanjang hal itu sebatas menyangkut urusan budaya dan tidak menyangkut urusan akidah ataupun urusan ubudiyah masing-masing.
Islam dan Hindu sesungguhnya memiliki persamaan dalam beberapa segi kebudayaan, bahkan telah terjadi akulturasi di bidang seni, tradisi dan budaya dari kedua umat beragama tersebut. Kesamaan ini antara lain ditemukan didalam buku-buku sastra dan “Geguritan” (pembacaan ayat-ayat suci Hindu) yang dijadikan pegangan dalam upacara ritual orang Hindu. Di dalam buku sastra dan geguritan tersebut ternyata mengandung unsur nuansa keislaman, misalnya buku Krama Selam (witaning selam), Tatwa Berawa, Seh Umbul Brahim (Kitab Tasawuf Cara Bali), Sejarah Jawa Lan Sejarah Arab, Jajaluk Selam Ing Mekah, Ana Kidung, Geguritan Amad Muhammad Raden Saputra, Geguritan Siti Badariah.  Bahkan karya sastra Islam “Ana Kidung” oleh masyarakat Hindu dibaca semalam suntuk secara bergantian dalam upacara ritual “Kepus Pungsed”, lepasnya tali pusar seorang bayi. Fenomena ini sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut.

Upacara Kepus Pungsed, pelepasan tali puser bayi
 Akulturasi budaya Islam dan Hindu dapat dilihat dari segi bangunan Masjid. Pembangunan masjid sejak abad XIV hingga sekarang mengalami akulturasi dengan unsur arsitektur tradisional Bali atau menyerupai stil wantilan. Bahkan keterpaduan kedua unsur seni budaya ini tetap dipertahankan hingga sekarang, Karena dalam pembangunan masjid tidak ada ketentuan menggunakan unsur aristektur tertentu, namun yang penting ada ruangan untuk melaksanakan ibadah. 
 
Masjid Al-Hikmah Denpasar Timur dengan ornamen khas Bali

Akulturasi kedua unsur seni yang diwujudkan dalam bangunan masjid ini justru memunculkan ciri khas tersendiri, unik dan menarik, sehingga menjadikan tempat suci umat Islam di Bali ini tampak berbeda dengan bangunan masjid di Jawa maupun di daerah lainnya di Indonesia.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar