Sunan Kudus yang bernama asli Ja’far
Shadiq adalah putra Raden Usman Haji, alias Sunan Ngudung. Dilihat dari
silsilah nasabnya ia masihketurunan Rasulullah
Menurut buku Sunan Kudus tulisan
Solichin Salam, Raden Usman Haji adalah putra Raja Pandita bin Ibrahim
Asmarakandi bin Maulana Muhammad Jumadil Kubro bin Zain al-Husain al-Kubra bin
Zain al-‘Alim bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali, suami Fathimah az-Zahra
binti Rassulullah saw. Mungkin yang dimaksud dengan “Raja Pandita” di sini
adalah Sekh Maulana Ishak. Dengan begitu, Raden Usman haji adalah saudara
seayah dengan Sunan Giri, sedangkan Sunan Kudus berarti masih keponakan Sunan
Giri.
Tidak diketahui dengan pasti kapan ia dilahirklan.
Yang jelas, ayah Sunan Kudus, Raden Usman Haji, oleh persidangan para wali di
Demak pernah ditunjuk sebagai Panglima perang dalam suatu peperangan melawan
Majapahit (yang saat itu di bawah kendali kerajaan Daha Kediri), lalu gugur
sebagai syuhada’. Untuk melanjutkan peperangan ini, maka ditunjuklah Sunan
Kudus sebagai pengganti kedudukan ayahnya untuk memimpin bala tentara Demak.
Dari sini dapat diketahui, bahwa pada awal berdirinya kerajaan Demak, Sunan
Kudus sudah berusia cukup dewasa. Sunan Kudus wafat pada tahun 1501 syaka atau
tahun 1579 M dan jenazahnya dimakamkan di sebelah barat Masjid Agung Menara
Kudus.
Sunan
Kudus juga bergelar Amirul Hajj, karena ia pernah menjadi pemimpin
rombongan jamaah haji. Sementara gelar Sunan Kudus diberikan kepadanya
karena ia memilih tempat kediaman, menjadi imam serta menyiarkan agama Islam di
kota Kudus dan sekitarnya. Ilmu agamanya cukup luas, terutama di bidang fiqih,
ushul fiqh, tauhid, hadis, tafsir dan logika. Karena itulah ia diberi gelar Waliyyul
‘Ilmi (Orang yang luas keilmuannya). Di samping sebagai muballigh, ia juga
menjadi panglima perang Kesultanan Demak yang tangguh, dan dipercaya untuk
mengendalikan pemerintahan di daerah Kudus.
Sunan Kudus berjasa mendirikan Masjid
Agung Kudus yang dilengkapi dengan “Menara” berbentuk seperti bangunan candi
pada tahun 1468 syaka atau 1537 M. Masyarakat menyebutnya “Masjid Menara
Kudus”. Menurut cerita babad, Sunan Kudus pernah belajar di kota Baitul
Maqdis Palestina. Di sana ia pernah berjasa memberantas wabah penyakit
ganas yang berjangkit di kota tersebut. Sedangkan menurut sumber cerita yang
lain, peristiwa tadi terjadi sewaktu ia menunaikan haji ke kota Makkah. Maka
atas jasanya ini, oleh Amir atau penguasa setempat, ia diberi hadiah. Namun
Sunan Kudus berharap agar hadiah tersebut berupa sebuah batu dari Baitul
Maqdis. Permintaannya lalu dipenuhi sang Amir. Sebagai peringatan mengenang
peristiwa tersebut, sekembalinya di Jawa, ia mendirikan Masjid lengkap dengan
menaranya yang diberi nama Masjid al-Aqsha. Sementara batu kenangan
tersebut ditempelkan di atas pengimaman masjid. Kemudian daerah di sekitarnya
diganti namanya dengan “Kudus”, yang diambil dari nama kota Baitul Maqdis
atau Al-Quds.
Sunan
Kudus memiliki kepribadian gagah berani, suatu sifat yang sangat diperlukan
seorang Panglima perang. Ia terkenal seorang ulama ahli Fiqih yang sangat ketat
dalam memegangi aturan syariat dan tegas dalam bertindak menghadapi kaum
penyeleweng. Diriwayatkan, ia sangat berperan dalam kasus pelaksanaan eksekusi
hukuman mati teradap diri Sekh Siti Jenar dan berhasil memadamkan
pemberontakan murid Seh Siti Jenar yang dipimpin oleh Kebo Kenongo, seorang
Bupati di Pengging.
Dalam
cerita-cerita babad dikatakan, Sunan Kudus menikahi Dewi Rukhil binti Sunan Bonang.
Dengan begitu, silsilahnya bertemu dengan silsilah isterinya pada datuk yang
bernama Ibrahim Asmarakandi. Dari perkawinannya ini ia mendapatkan seorang
putra bernama Amir Hasan. Sumber lain mengatakan, ia juga menikahi putri
Adipati Pecattanda dari Majapahit. Dari perkawinannya ini ia mendapatkan
delapan anak, yaitu Nyi Ageng Pambayun, Panembahan Palembang, Panembahan Makaos
Ronggo-kusumo, Pangeran Kodhi, Pangeran Karimun, Pangeran Sujoko (wafat masih
jejaka), Ratu Pakojo dan Ratu Prodobinabar. Setelah wafatnya, jenazah beberapa
anak Sunan Kudus dimakamkan di sekitar makamnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar