______________________________
Oleh : Achmad Suchaimi
salah satu bentuk Masjid dengan arsitektur tradisional Bali |
Akulturasi tradisi-budaya Hindu dan Islam di Bali
terus berproses secara alamiah sejak 500 tahun lalu (abad ke-16 M) dan tidak
pernah terjadi “benturan”, sepanjang hal itu sebatas menyangkut urusan budaya
dan tidak menyangkut urusan akidah ataupun urusan ubudiyah masing-masing.
Islam dan Hindu sesungguhnya memiliki persamaan
dalam beberapa segi kebudayaan, bahkan telah terjadi akulturasi di bidang seni,
tradisi dan budaya dari kedua umat beragama tersebut. Kesamaan ini antara lain
ditemukan didalam buku-buku sastra dan “Geguritan” (pembacaan ayat-ayat
suci Hindu) yang dijadikan pegangan dalam upacara ritual orang Hindu. Di dalam
buku sastra dan geguritan tersebut ternyata mengandung unsur nuansa keislaman,
misalnya buku Krama Selam (witaning selam), Tatwa Berawa, Seh
Umbul Brahim (Kitab Tasawuf Cara Bali), Sejarah Jawa Lan Sejarah Arab,
Jajaluk Selam Ing Mekah, Ana Kidung, Geguritan Amad Muhammad Raden Saputra,
Geguritan Siti Badariah. Bahkan
karya sastra Islam “Ana Kidung” oleh masyarakat Hindu dibaca semalam
suntuk secara bergantian dalam upacara ritual “Kepus Pungsed”, lepasnya
tali pusar seorang bayi. Fenomena ini sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut.
Upacara Kepus Pungsed, pelepasan tali puser bayi |
Akulturasi budaya Islam dan Hindu dapat dilihat
dari segi bangunan Masjid. Pembangunan masjid sejak abad XIV hingga sekarang
mengalami akulturasi dengan unsur arsitektur tradisional Bali
atau menyerupai stil wantilan. Bahkan keterpaduan kedua unsur seni budaya
ini tetap dipertahankan hingga sekarang, Karena dalam pembangunan masjid tidak
ada ketentuan menggunakan unsur aristektur tertentu, namun yang penting ada
ruangan untuk melaksanakan ibadah.
Masjid Al-Hikmah Denpasar Timur dengan ornamen khas Bali |
Akulturasi kedua unsur seni yang diwujudkan dalam
bangunan masjid ini justru memunculkan ciri khas tersendiri, unik dan menarik,
sehingga menjadikan tempat suci umat Islam di Bali ini tampak berbeda dengan
bangunan masjid di Jawa maupun di daerah lainnya di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar